Memperbaiki niat (Membiasakan untuk Ikhlas)
Oleh : Gus H. Luqman Hakim, M. Pd.
Jangan mencari ilmu karena ingin dipuji, ingin gelar, bertujuan mendebat orang lain dan ingin dipanggil ustadz. Berhati-hatilah,jangan salah niat! Ketika salah niat, maka sama saja akan merusak segalanya, sama saja dengan bohong.
Jadikan setiap langkah dan nafas kita untuk mencari ridho Allah, agar setiap langkah kita mendatangkan pahala.
Niatkan semuanya untuk taqorrub kepada Allah. Belajar jujur untuk diri sendiri dan orang lain. Jangan tashonnu‘ (pura-pura), karena tidak akan berfaedah sedikitpun.
Iktisab mahmadah ‘inda an naas, mencari (suka) pujian disi manusia itu tidak ada faedahnya.
Guru saya Sayyid Abbas Al Maliky berkata :Kullu syaiin lighoiri wajhillah sayanqotho’u, setiap sesuatu yang dikerjakan karena selain Allah pasti akan terputus.
Didalam kitab al adzkar karya Imam Nawawi, disebutkan dari Al Fudhoil bin Al Iyaadh : “meninggalkan amal karena manusia itu Riya’, beramal karena manusia itu syirik, dan ikhlas adalah jika engkau diselamatkan oleh Allah swt dari kedua-duanya.”
Beramallah karena Allah, karena itu kebutuhan kita. Berusahalah melakukan sesuatu bukan semata-mata karena perintah manusia, tapi berusahalah fokus hanya pada pandangan Allah.
Hudzaifah al Mur’isyi berkata : “Ikhlas adalah samanya perbuatan seorang hamba, saat di depan dan di belakang (dhohir dan bathin) ”.
Belajarlah ikhlas dan membiasakan untuk ikhlas. Ikhlas adalah taufiq dari Allah. Biasakan dulu, maka akan terbiasa dan mudah. Karena dasarnya adalah latihan. Innama al’ilmu bi at ta’allum, ilmu itu hanyalah dengan belajar.
Diriwayatkan, bahwa Sufyan bin Uyainah pernah berjalan di pasar dan bajunya terbalik, kemudian diingatkan oleh orang-orang, lantas ia mengatakan “saya memakai baju karena Allah, mengapa saya harus melepasnya karena manusia? “
Semoga bermanfaat, amiin…
(Kajian Islamy, Kitab Adab Al’alim wa Al Muta’allim, Karya Imam Nawawi)
#AYONGAJI
