Pada tanggal 14 dan 15 Oktober 2024, Pondok Pesantren Al-Falah Al-Makky menggelar kegiatan rihlah bagi para santri putra. Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pengalaman spiritual yang mendalam sekaligus mempererat ukhuwah di antara para santri. Rihlah dimulai dengan ziarah ke makam Joko Tingkir, atau Sultan Hadiwijaya, di Surakarta. Joko Tingkir adalah sosok penting dalam sejarah kerajaan Islam di Jawa yang dikenal akan kebijaksanaannya. Para santri mendapatkan pelajaran berharga mengenai peran pentingnya dalam sejarah Islam di Jawa, di mana perjuangannya diharapkan dapat menginspirasi semangat juang mereka.
Setelah itu, rombongan mengunjungi Masjid Zayed, sebuah simbol keindahan dan keberagaman budaya, yang memberikan kesempatan bagi para santri untuk merenungkan nilai-nilai Islam yang universal.
Selanjutnya, para santri melanjutkan ziarah ke makam Syaikh Belabelu, seorang ulama besar yang telah berkontribusi dalam penyebaran Islam di Jawa. Ziarah ini memberi kesempatan kepada para santri untuk menghayati perjuangan para pendahulu yang gigih dalam memperjuangkan ajaran Islam di tengah masyarakat.
Rombongan kemudian menuju makam Syaikh Maghribi, salah satu Wali Songo, yang dikenal sebagai penyebar Islam di Nusantara. Kunjungan ke makamnya mengajak para santri untuk merenungkan sejarah penyebaran Islam di Indonesia dan mengambil pelajaran dari keteladanan beliau.
Setelah merenungi perjuangan para ulama, santri diajak bersantai dengan mengunjungi Malioboro, Yogyakarta. Di sini, mereka menikmati suasana kota yang ramai dan menyegarkan pikiran. Malioboro sebagai ikon kebudayaan Yogyakarta memperlihatkan perpaduan antara nilai tradisi dan modernitas.
Perjalanan dilanjutkan dengan ziarah ke makam Raden Santri, seorang ulama dan tokoh penting dalam penyebaran Islam di tanah Jawa. Raden Santri dihormati karena perannya dalam membimbing umat menuju Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Kemudian, rombongan mengunjungi makam Syaikh Abdullah Mudzakkir, tokoh pendidikan Islam yang sangat berpengaruh. Ziarah ini mengingatkan para santri tentang pentingnya meneladani perjuangan dalam dunia pendidikan, yang merupakan pilar utama dalam membangun generasi Muslim yang berakhlak mulia.
Setelah itu, mereka menuju makam Sunan Kalijogo, yang dikenal dengan cara dakwahnya yang bijaksana. Ziarah ke makamnya memberi para santri wawasan mengenai metode dakwah yang efektif dan relevan hingga kini.
Rihlah ini puncaknya ditandai dengan ziarah ke makam Sunan Kudus, salah satu Wali Songo yang sangat dihormati. Sunan Kudus dikenal dengan dakwahnya yang bijaksana di wilayah Kudus, yang sampai saat ini masih meninggalkan jejak dalam kehidupan masyarakat Jawa.
Perjalanan ditutup dengan kunjungan ke makam Syaikh Asmorokondi, seorang tokoh yang juga memiliki peran penting dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa. Dengan penuh takzim, para santri mengakhiri rangkaian rihlah ini dengan doa dan refleksi diri, merenungi pelajaran-pelajaran yang didapatkan sepanjang perjalanan.
Kegiatan rihlah ini berhasil membawa para santri lebih dekat dengan sejarah dan perjuangan para tokoh besar Islam di Jawa. Selain memperdalam keimanan, kegiatan ini juga mempererat hubungan kebersamaan antar-santri dan menginspirasi mereka untuk terus belajar dan meneladani perjuangan para pendahulu. Rihlah yang penuh makna ini menjadi pengalaman spiritual yang tak terlupakan bagi para santri Pondok Pesantren Al-Falah Al-Makky.